Minggu, 15 November 2015

(X) MENELADANI PERJUANGAN RASULULLAH SAW DI MAKKAH

DIANGKAT MENJADI RASUL
• Ketika mendekati usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri
• Tempat yang sering dijadikan tempat menyendiri adalah Gua Hiro
• Pada hari senin, tanggal 21 Ramadhan tepat saat beliau berusia 40 tahun dalam hitungan Hijriah beliau diangkat sebagai Rasul dan penutup para Nabi.
• Hal tersebut ditandai dengan datangnya wahyu pertama, yaitu Q.S Al-’Alaq [96] : 1-5. Nabi langsung gemetar dan menceritakannya kepada istrinya (Khadijah).
• Kemudian mereka berdua pergi ke Waraqah bin Nufail dan menceritakan kejadiannya, maka Waraqah meyakini bahwa Muhammad adala seorang Nabi bagi ummat pada waktu itu.
PERJUANGAN NABI FASE MAKKAH
Fase Makkah ini berjalan selama kurang lebih 13 tahun. Fase ini dibagi kepada 3 tahapan : 
1.Fase Pertama, Da’wah Secara Sembunyi-Sembunyi (Sirriyah), tahapan ini berlangsung kurang lebih 3 tahun. 
Metode da’wah Rasulullah pada awalnya bersifat sirriyah (sembunyi-sembunyi). Hal itu disebabkan oleh
• Kedudukan Rasulullah SAW yang masih lemah
• Kandungan da’wah beliau yang sangat bertolak belakang / berlawanan dengan keyakinan prinsip masyarakat pada waktu itu yang penuh dengan nilai-nilai kesyirikan.
Masyarakat pertama yang di da’wahi oleh Rasulullah SAW adalah keluarga dan kenalan dekatnya yang beliau pilih karena ada tanda-tanda kebaikan pada diri mereka. Sehingga terkumpulah sejumlah orang yang menerima da’wah Nabi Muhammad SAW. Mereka dikenal dengan sebutan Awwalun (Generasi pertama yang menerima islam)
       Orang pertama dari kelompok awwalun tersebut adalah : Ummul Mu’minin; Khadijah binti Khuwailid. Kemudian anak angkatnya; Zaid bin Haritsah, lalu sepupunya; Ali bin Abi Thalib yang saat itu masih belia dan dirawat oleh Rasulullah SAW, kemudian sahabat terdekat beliau; Abu Bakar As-Shiddiq.
2.Fase Kedua, Da’wah Secara Terang-Terangan (Jahriyah), tahapan ini terjadi dimulai dari awal tahun ke 4 dari kenabian sampai akhir tahun ke 10 hijriyah
Berda’wah kepada keluarga terdekat (Q.S As-Syu’aro [26] : 214). Setelah ayat tersebut turun, Nabi Muhammad SAW mengumpulkan sanak saudaranya dari kalangan Bani Hasyim, dan berkumpullah sekitar 40 orang.
Mempertegas Da’wah dan reaksi kaum musyrikin (Q.S Al-Hijr [15] : 94). Maka Rasulullah SAW semakin mempertegas misi da’wahnya kepada seluruh masyarakat Mekkah waktu itu. Beliau sampaikan segala boroknya kesyirikan, hakikat berhala-berhala yang disembah dan nilainya yang rendah.
Berbagai upaya orang Quraisy dalam menghentikan da’wah Rasulullah SAW
a.Ejekan dan hinaan serta berbagai macam tuduhan (Q.S Al-Hijr [15] : 6)
b.Menyebarkan isu negatif dan berbagai bentuk syubhat terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah SAW (Q.S Al-Furqon [25] :4-5)
c.Memberikan penawaran, Diantara penawaran yang mereka ajukan kepada Rasulullah SAW agar menghentikan da’wahny adalah berupa ibadah secara bergantian, yaitu dalam satu tahun Rasulullah SAW beribadah kepada tuhan mereka, lalu di tahun berikutnya mereka beribadah kepada Tuhan beliau. Tawaran tersebut langsung ditolak oleh Allah SWT dengan menurunkan surat Al-Kafirun.
d.Penindasan dan penyiksaan 
Tahun duka cita (‘Aamul Huzni)
  Tahun duka cita atau kesedihan ini dialami oleh Rasulullah SAW pada tahun ke 10 kenabian. Pada tahun itu paman Rasulullah SAW; Abu Thalib meninggal setelah sering mengalami sakit. Abu Thalib meninggal pada bulan Rajab tahun 10 kenabian.
  Meskipun Abu Thalib sangat menjaga dan mendukung da’wah Rasulullah SAW, dia tetap tidak beriman. Ketika menjelang kematiannya, Rasulullah SAW membujuk Abu Thalib agar bisa mengucapkan dua kalimat syahadat untuk masuk islam, namun dia menolak
  Dua bulan setelah wafatnya Abu Thalib, berikutnya wafat pula Ummul Mu’minin; Khadijah. Istri Rasulullah SAW tersebut meninggal pada tahun ke 10 kenabian di usia 65 tahun, sedangkan pada saat itu Rasulullah SAW berusia 50 tahun.
3.Fase ketiga, memperluas da’wah ke luar Makkah, tahapan ini terjadi mulai dari akhir tahun ke 10 hijriah.
a.Berda’wah ke Tha’if
• Pada tahun ke 10 kenabian, bulan syawal, Rasulullah SAW didampingi oleh Zaid bin Haristah berangkat ke Tha’if.  Setibanya di Tha’if, Rasulullah SAW menemui tokoh-tokoh Tha’if untuk menyampaikan da’wah islam kepada mereka, namun mereka menolaknya mentah-mentah
Isra Mi’raj
- Di tengah kesedihan mendalam karena ditinggal orang-orang terdekat, dan tekanan kafir Quraisy kian bertambah, terjadilah sebuah peristiwa besar yaitu ISRA MI’RAJ Rasulullah SAW. Peristiwa tersebut terjadi pada akhir masa keberadaan Rasulullah SAW di Makkah sebelum hijrah ke Madinah.
- Rasulullah SAW di isra’kan (diperjalankan) dengan jasadnya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, Baitul Makdis dengan mengendarai Buraq, dan ditemani malaikat Jibril. Disana beliau menjadi iman shalat bagi para Nabi, buraqnya diikat dilingkaran pintu Masjidil Aqsha.
- Pada malam itu juga beliau di mi’rajkan (naik) dari Baitul Makdis ke langit dunia. Satu demi satu lapis langit beliau lewati, dan setiap kali beliau melewati sebuah lapis langit, beliau menemui para nabi, mulai dari Nabi Adam AS di langit pertama hingga Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh.
- Lalu beliau naik ke Sidratul Muntaha, lalu naik lagi ke Baitul Ma’mur. Kemudian beliau naik lagi menemui Allah SWT. Lalu Allah SWT memberikan wahyu berupa perintah shalat sebanyak 50 waktu dalam sehari. Namun setelah bertemu dengan Nabi Musa dan meminta keringanan kepada Allah SWT, maka shalat tersebut manjadi 5 waktu dalam seharI
• Pada peristiwa Isra Mi’raj ini, Rasulullah SAW diperlihatkan beberapa hal, yaitu :
a.Rasulullah SAW ditawarkan khamar dan susu, beliau memilih susu. Maka dikatakan kepadanya : “Engkau telah diberi petunjuk atas fitrah, seandainya engkai mengambil khamar, maka ummatmu akan tersesat”.
b.Beliau melihat orang-orang yang memakan harta anak yatim, mereka memiliki bibir seperti bibir unta. Mereka mengambil sepotong api neraka langsung dengan bibirnya itu, lalu api itu keluar dari duburnya.
c.Beliau juga melihat mereka yang memakan riba, memiliki perut besar yang karenanya tidak dapat bergerak.
d.Beliau juga melihat para pezina, dihadapan mereka terdapat daging segar yang baik, dan di sampingnya terdapat daging bangkai berbau busuk. Mereka memakan bangkai yang berbau busuk tersebut dan meninggalkan daging yang baik.
• Sekembali dari Isra Mi’raj, keesokan harinya Rasulullah SAW menyampaikan kebesaran Allah SWT tersebut kepada kaumnya, namun dengan kabar itu orang kafir semakin mengingkari Rasulullah SAW dan semakin bertambah kekafirannya.
•  Julukan As-Siddiq (yang membenarkan) bagi Abu Bakar berawal dari pembanaranya tehadap peristiwa Isra Mi’raj.

0 komentar:

Posting Komentar