• Ketika mendekati usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri
• Tempat yang sering dijadikan tempat menyendiri adalah Gua Hiro
• Pada hari senin, tanggal
21 Ramadhan tepat saat beliau berusia 40 tahun dalam hitungan Hijriah beliau diangkat sebagai Rasul dan penutup para Nabi.
• Hal tersebut ditandai dengan datangnya wahyu pertama, yaitu Q.S Al-’Alaq [96] : 1-5. Nabi langsung gemetar dan menceritakannya kepada istrinya (Khadijah).
• Kemudian mereka berdua pergi ke Waraqah bin Nufail dan menceritakan kejadiannya, maka Waraqah meyakini bahwa Muhammad adala seorang Nabi bagi ummat pada waktu itu.
PERJUANGAN NABI FASE MAKKAH
Fase Makkah ini berjalan selama kurang lebih 13 tahun. Fase ini dibagi kepada 3 tahapan :
1.Fase Pertama, Da’wah Secara
Sembunyi-Sembunyi (Sirriyah), tahapan ini berlangsung kurang lebih 3 tahun.
Metode da’wah Rasulullah pada awalnya bersifat sirriyah (sembunyi-sembunyi). Hal itu disebabkan oleh
• Kedudukan Rasulullah SAW yang masih lemah
• Kandungan da’wah beliau yang sangat bertolak belakang / berlawanan
dengan keyakinan prinsip masyarakat pada waktu itu yang penuh dengan
nilai-nilai kesyirikan.
Masyarakat pertama yang di da’wahi oleh Rasulullah SAW adalah
keluarga dan kenalan dekatnya yang beliau pilih karena ada tanda-tanda kebaikan
pada diri mereka. Sehingga terkumpulah sejumlah orang yang menerima da’wah Nabi
Muhammad SAW. Mereka dikenal dengan sebutan Awwalun (Generasi pertama yang
menerima islam)
Orang pertama dari kelompok awwalun tersebut adalah : Ummul Mu’minin;
Khadijah binti Khuwailid. Kemudian anak angkatnya; Zaid bin Haritsah, lalu
sepupunya; Ali bin Abi Thalib yang saat itu masih belia dan dirawat oleh
Rasulullah SAW, kemudian sahabat terdekat beliau; Abu Bakar As-Shiddiq.
2.Fase
Kedua, Da’wah Secara Terang-Terangan (Jahriyah), tahapan
ini terjadi dimulai dari awal tahun ke 4 dari kenabian sampai akhir tahun ke 10
hijriyah
• Berda’wah
kepada
keluarga terdekat
(Q.S As-Syu’aro [26] : 214).
Setelah ayat tersebut turun, Nabi
Muhammad SAW mengumpulkan sanak saudaranya dari kalangan Bani Hasyim, dan
berkumpullah sekitar 40 orang.
• Mempertegas
Da’wah dan reaksi kaum musyrikin (Q.S Al-Hijr [15] : 94).
Maka Rasulullah SAW semakin mempertegas misi da’wahnya kepada
seluruh masyarakat Mekkah waktu itu. Beliau sampaikan segala boroknya
kesyirikan, hakikat berhala-berhala yang disembah dan nilainya yang rendah.
• Berbagai upaya
orang Quraisy dalam menghentikan da’wah Rasulullah SAW
a.Ejekan
dan hinaan serta berbagai macam tuduhan (Q.S Al-Hijr [15] : 6)
b.Menyebarkan
isu negatif dan berbagai bentuk syubhat terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah SAW
(Q.S Al-Furqon [25] :4-5)
c.Memberikan
penawaran, Diantara penawaran yang mereka
ajukan kepada Rasulullah SAW agar menghentikan da’wahny adalah berupa ibadah
secara bergantian, yaitu dalam satu tahun Rasulullah SAW beribadah kepada tuhan
mereka, lalu di tahun berikutnya mereka beribadah kepada Tuhan beliau. Tawaran
tersebut langsung ditolak oleh Allah SWT dengan menurunkan surat Al-Kafirun.
d.Penindasan
dan penyiksaan
• Tahun duka cita (‘Aamul Huzni)
Tahun
duka cita atau kesedihan ini
dialami oleh Rasulullah SAW pada tahun ke 10 kenabian. Pada tahun itu paman
Rasulullah SAW; Abu Thalib meninggal setelah sering mengalami sakit. Abu Thalib
meninggal pada bulan Rajab tahun 10 kenabian.
Meskipun
Abu Thalib sangat menjaga dan
mendukung da’wah Rasulullah SAW, dia tetap tidak beriman. Ketika menjelang
kematiannya, Rasulullah SAW membujuk Abu Thalib agar bisa mengucapkan dua
kalimat syahadat untuk masuk islam, namun dia menolak
Dua
bulan setelah wafatnya Abu Thalib,
berikutnya wafat pula Ummul Mu’minin; Khadijah. Istri Rasulullah SAW tersebut
meninggal pada tahun ke 10 kenabian di usia 65 tahun, sedangkan pada saat itu
Rasulullah SAW berusia 50 tahun.
3.Fase
ketiga, memperluas da’wah ke luar Makkah,
tahapan ini terjadi mulai dari
akhir tahun ke 10 hijriah.
a.Berda’wah ke Tha’if
• Pada tahun ke 10 kenabian, bulan
syawal, Rasulullah SAW didampingi oleh Zaid bin Haristah berangkat ke Tha’if. Setibanya
di Tha’if, Rasulullah SAW menemui
tokoh-tokoh Tha’if untuk menyampaikan da’wah islam kepada mereka, namun mereka
menolaknya mentah-mentah
• Isra Mi’raj
- Di tengah kesedihan mendalam karena
ditinggal orang-orang terdekat, dan
tekanan kafir Quraisy kian bertambah,
terjadilah sebuah peristiwa besar yaitu ISRA MI’RAJ Rasulullah SAW. Peristiwa
tersebut terjadi pada akhir masa keberadaan
Rasulullah SAW di Makkah sebelum hijrah ke Madinah.
- Rasulullah SAW di isra’kan
(diperjalankan) dengan jasadnya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, Baitul Makdis dengan mengendarai Buraq,
dan ditemani malaikat Jibril. Disana beliau menjadi iman shalat bagi para Nabi,
buraqnya diikat dilingkaran pintu Masjidil Aqsha.
- Pada malam itu juga beliau di
mi’rajkan (naik) dari Baitul Makdis ke langit dunia. Satu demi satu lapis
langit beliau lewati, dan setiap kali beliau melewati sebuah lapis langit,
beliau menemui para nabi, mulai dari Nabi Adam AS di langit pertama hingga Nabi
Ibrahim AS di langit ketujuh.
- Lalu beliau naik ke Sidratul
Muntaha, lalu naik lagi ke Baitul
Ma’mur. Kemudian beliau naik lagi menemui
Allah SWT. Lalu Allah SWT memberikan wahyu berupa perintah shalat sebanyak 50
waktu dalam sehari. Namun setelah bertemu dengan Nabi Musa dan meminta
keringanan kepada Allah SWT, maka shalat tersebut manjadi 5 waktu dalam seharI
• Pada peristiwa Isra Mi’raj ini,
Rasulullah SAW diperlihatkan beberapa hal, yaitu :
a.Rasulullah
SAW ditawarkan khamar dan susu,
beliau memilih susu. Maka dikatakan kepadanya : “Engkau telah diberi petunjuk atas
fitrah, seandainya engkai mengambil khamar, maka ummatmu akan tersesat”.
b.Beliau melihat orang-orang yang
memakan harta anak yatim, mereka memiliki bibir seperti bibir unta. Mereka
mengambil sepotong api neraka langsung dengan bibirnya itu, lalu api itu keluar
dari duburnya.
c.Beliau juga melihat mereka yang
memakan riba, memiliki perut besar yang karenanya tidak dapat bergerak.
d.Beliau
juga melihat para pezina, dihadapan mereka terdapat daging segar yang baik, dan
di sampingnya terdapat daging bangkai berbau busuk. Mereka memakan bangkai yang
berbau busuk tersebut dan meninggalkan daging yang baik.
• Sekembali
dari Isra Mi’raj, keesokan harinya Rasulullah SAW menyampaikan kebesaran Allah
SWT tersebut kepada kaumnya, namun dengan kabar itu orang kafir semakin
mengingkari Rasulullah SAW dan semakin bertambah kekafirannya.
• Julukan As-Siddiq (yang membenarkan) bagi Abu
Bakar berawal dari pembanaranya tehadap peristiwa Isra Mi’raj.
0 komentar:
Posting Komentar